Ahad, 26 Februari 2012

JIWA MINOR

Kalanya sore ini . terkadang dasyat . langit terlalu marah dan sedih . siapa yg mengguriskannya ?


Sungguh . mendengar rintik-rintik , angin dan guruh berbicara bahasa mereka . aku tak dapat arti langsung .
Detik dan waktu yg memisahkan kita , kenangannya ada pada waktu seperti ini . Aku tergerak hati sebentarnya . Aku cam senyuman yg semakin terukir di wajahnya . Alhamdulillah . walau si syaitan ini yg melakukan durja , walau si syaitan ini yg masih ampuh membenci . Syaitan ini juga peluk nasibnya , adalah neraka kekal .


Beberapa ketika dulu , sang ayah dan ibu ada bertanyakan kau . Meskipun mereka sediamaklum takdir yg telah dinoktahkan kita . Mereka kelihatan bersungguh , aku bersalah sugul . Ahhh bilang emak " Dia sihat ? bila nak bawak ke mari lagi ?" . "Entahlah mak , kami tak berkawan lagi " . "Dia dah taknak kawan lagi ke? " . Aku buang lagi jauh-jauh nafas yg tersekat separas dada  , "Tak la , saya yg buat silap , salah saya " . Sampai skrgpun , aku masih lihat bibit pertanyaan yg hendak dipertanya . Tak apa , ia selalu begitu .


Kau engat lagi pada makhluk hijau berkepala besar , satu tanduknya yg kecil . Aku tak dapat hidup tanpanya . Tapi skrg aku biarkan saja itu lesu di sudut itu . Kerana ia tiada lagi jiwa utk aku . Matanya tiada lagi alis . 
Aku menulis semua ini dgn taipan yg perlahan , terlalu berat . Dosa yg aku tinggalkan .


Makanan Jepun , ergghhh rasa hanyir . tak lalu aku memikirkan ia boleh berada di perut . Sushi , tako tao . Peliknya . Sumpah seranah aku , makin menjadi kegemaran pula . Ohhh rindunya . Gelagat aku sendiri bila diingat semula , rasa kelakar pada diri sendiri . Aku takkan makan benda aneh itu tanpa sebab .


Depannya ada satu bangunan tinggi , tapi sebelum itu padang hijau yg sering dikerumuni oleh anak-anak muda yg berengset . Kongsi pensil , kongsi pemadam . Ingatkah ?


Sukar manapun ,
korek tabung ,
tidurnya , tersembul dr mulutnya .
bilakah ini bakal hapus .


Aku bencikannya ? kerana marah , dengki , cemburu . Jangan tunjukkan kehidupan kau , kerana aku bayang-bayang . 


Dan kalau sore ini ,
artinya ia temani aku ,
pinjamkan perasaanku ,
hujani bumi ini .


Aku si syaitan itu .


.

Selasa, 14 Februari 2012

SAHABAT , SATU MALAPETAKA

Mana kawan yg paling memahami .
Mana kawan yg paling manja .
Mana karenah takutkan ubatnya itu *lucu.
Mana lesap sahabatku itu .

Agaknya ke mana kawan-kawan pergi. Aku faham kehidupan setiap orang sentiasa beranjak dan bermain dgn karma masing-masing . Tapi ia bukan hilang perlahan lahan , ia tiada langsung menunjukkan angka menurun sedikit demi sedikit . Aku agak rindukan semua perkara yg tidak ada lg sekarang , nampak seperti luahan acuh tak acuh / tidak jujur . Itu sebenarnya perkara wajib bagi setiap orang . Jangan gelengkan kepala . Cuma aku perlu ikut haluan sekarang . Kawan yg paling fahami aku , apa yg aku dapat analisis dari mata jahat dan akal syaitan aku , tak ubah seperti hanya pemberontakan jiwa yg tak terlepas . Aku akui aku agak sombong mulai hari ini tetapi aku tidak hipokrit dgn yg lain . Apa yg berubah , apa penghijrahannya . Acapkali hanya luaran yg kelihatan tunduk ke bumi , walhal hati masih meninggi . Dan sedikit kehilangan dari kawan yg manja , teguran yg tak boleh diterima emosinya tatkala itu . Sebaliknya aku pula sentiasa harus lunturkan kekilanan aku . Aku sudah akur . Sahabat , satu malapetaka . Akhir aku sedari , puncanya aku . 


Hati terlalu lemah .
Sungguh , rasa dangkal .
Mereka malapetaka .
Dan aku sial .

Jumaat, 10 Februari 2012

NAIFNYA AKU



Hilang sekejap .
Hampir begitu lama juga aku tak sentuh catatan elektronik aku ni. Lama aku biarkan . Barangkali persoalannya aku sudahpun mati ataupun sengaja. Banyak perubahan telah berlaku dalam minit-minit singkat ni , yg mana bukan aku sendiri nak perkara seperti berlaku . Memang keputusan itu di tangan manusia sendiri , tapi hakikatnya itu semua sudah ditentukan . Aku pernah cuba redha dan pasrah .Jangan cakap aku hanya berlapang dada selepas segalanya . Cuma dinding bilik aku shj yg mendengar neraca nasib aku ni. Aku pun pernah menangis , ketawa dan bingung . Aku manusia biasa.




Kali ni , aku tak lagi bermain bahasa indah , sebab aku tak reti pun mengindahkan sesuatu penulisan tu. Mungkin lepas ni , aku menulis pasal diri dan kehidupan naif aku selama ni . Apa yg bakal aku pertontonkan sekadar nukil tangan-tangan nakal yg sunyi tanpa taipan . Ini yg bakal aku teruskan . Ia bukan kesinambungan , ia permulaan . Aku tidur dulu , bye .